Tsunami Aceh,,
9 Tahun yang Lalu,,
Memori apa yang membekas?
Aku kehilangan sahabat kecilku,,
Iyaa,, sahabat dari zaman TK, zaman kalau ke sekolah naik becak langganan yang sama, zaman kalau ke sekolah bekalnya HARUS sama, zaman kalau ada yang sakit atau malas ke sekolah ya bolosnya bareng, dan zaman kalau ada acara di sekolah pakaian kami harus kembaran :)
Sempat pisah dan putus komunikasi sejak lulus TK, karena dia harus ikut orang tuanya dinas ke Provinsi. Pisah sekitar hampir 7 atau 8 tahunan, bahkan wajahnya saja aku lupa.
Suatu hari datang seorang anak laki2 seumuranku, SUMPAH kalau bukan karena tanda lahir yang ada di pergelangan tangan kirinya, aku memang tidak mengenalinya.
Ya wajar saja, mana mungkin wajahnya masih se imut zaman TK.
Dia datang dan mengabarkankan bahwa bakalan pindah ke sekolah yang sama, aku pikir dia hanya bercanda ternyata BENAR.
Lulus SMP, kami pisah lagi. Gegara keinginan Orangtuanya ingin menyekolahkannya di sekolah terbaik yang ada di Provinsi. Untungnya, zaman sudah canggih, tidak seperti pisah pas lulus TK, masih bisa tukeran kabar via HP bahkan SURAT :D
Pertemuan terakhirku dengannya pas aku ada kejuaraan Anggar di Banda Aceh, sekitar Sept/Oktober 2004 (ya, beberapa bulan sebelum Tsunami). Saat itu sempat ada niat dan janji untuk bisa kuliah dan merantau bareng, minimal bisa satu kampus walau dengan jurusan yang berbeda.
Tapi siapa sangka itulah pertemuan, percakapan, dan harapan kosong TERAKHIR yang pernah kami lakukan.
Pas hari H, saat gempa dia masih tlpn dan tanya kabarku, Alhamdulillah di tempatku kondisinya masih sangat lebih beruntung dibandingkan dengan Banda Aceh. Kupikir tidak ada kejadian apapun sama dia, sampai pada akhirnya Ibunya menghubungi kalau dia hilang dan hanya motornya yang ditemukan. (Pada saat Tsunami datang mereka sekeluarga sudah lari mengungsi mencari tempat aman, hanya saja dia masih menjemput adiknya yang saat itu sedang bermain di rumah tetangga)
Walau jasadmu entah dimana,,
Semoga Allah menempatkanmu di tempat terbaikNya, Teman
